Nggak habis pikir sama maskapai penerbangan Indonesia. Ada gitu yah penumpang sama luggage-nya itu diterbangkan terpisah pesawat? Dan itu yang terjadi pada gue, seorang pria lugu yang memiliki kehidupan percintaan yang sangat berliku (apa hubungannya, woy?!). Dan koper gue itu baru bisa gue ambil 2 hari kemudian perihal keterlambatan loading di bandara sana ato apa lah gue juga nggak ngerti. 😬
Sebenernya dari awal juga gue agak meragukan maskapai yang gue pake untuk bertransportasi via udara tersebut, dimana-mana yang bisa terbang itu cuma burung, dan harimau itu ditakdirkan untuk berlari di darat, bukan terbang di udara.
Tapi selalu ada alasan untuk gue tetep bersyukur: GUE BISA SAMPE JAKARTA DENGAN SELAMAT TANPA KURANG SUATU APAPUN. Jujur aja, pikiran-pikiran jelek semacam: pesawat yang gue tumpangi bakal dibajak, terus gue di jual ke tante-tante stocking belang di Somalia, atau pesawat gue meledak di ketinggian sekian kilometer di atas permukaan air laut dan puing-puingnya nggak akan pernah ditemukan sampai kapan pun, atau gue tiba-tiba suruh pindah tempat duduk ke kokpit, yang ternyata pilotnya adalah seorang homo akut, atau gue bakal mengalami diare hebat karena mabok udara yang mengakibatkan pesawat harus mendarat darurat di bandara tertentu untuk gue bisa mendapatkan perawatan intensif, itu terus membayangi benak gue. Ok, kita tinggalkan perkiraan-perkiraan gue yang tidak terbukti kenyataannya tersebut.
Pagi ini gue udah nelepon pihak PT. JAS, dan mereka bilang hari ini gue udah bisa ngambil luggage gue yang sebelumnya entah dimana rimbanya. Gue langsung cepet mandi supaya sinar semburat aura gue segera memancar dengan indahnya. Selesai mandi gue baru menyadari bahwa segala macam alat ketampanan (bukan kecantikan) gue semisal hair-spray, body lotion dan deodorant ada di koper yang masih ketahan di bandara tersebut. 😕 Dan ada beberapa cangcut gue yang masih bersih juga turut serta di dalem koper yang tertahan itu. Untung masih ada sisa 1 helai lagi di rumah, kalo engga, gue pasti memilih untuk pake daun pisang sebagai substitusinya. 😥😧 Akhirnya gue pun beranjak ke kamar nyokap untuk pinjem body lotion. Setelah gue pake body lotion, mata gue pun tertuju pada sebuah kemasan deodorant putih bertuliskan sebuah merk yang berarti burung merpati.
"Bu, Al*xand*r aku ada di koper yang masih ketinggalan di bandara, aku pake ini aja ya!"
"Ya udah kamu pake aja, ibu juga ga suka pake itu, nggak enak", jawab nyokap.
"Ya udah buat aku ya! Ini bekas ketek ibu ya?!"
"Eee, ketek ibu itu bikin cepet kaya tau nggak?!"
😰😲
Omegot, seketika gue pun berasumsi bahwa ternyata selama ini nyokap membesarkan gue dan ade gue itu dari hasil memiliki ketek yang katanya bisa bikin cepet kaya. Well, nggak kaya sih, setidaknya keluarga kami berkecukupan. Thank's God. ☺
Mungkin setelah kejadian tadi pagi itu, gue bisa menyimpulkan bahwa nggak hanya di telapak kaki, surga pun ada di bawah ketiak ibu. Selamat hari ibu!! (udah lewat coy!! | lah suka-suka gue donk!!)