Monday 24 March 2014

-24032014-

Nggak habis pikir sama maskapai penerbangan Indonesia. Ada gitu yah penumpang sama luggage-nya itu diterbangkan terpisah pesawat? Dan itu yang terjadi pada gue, seorang pria lugu yang memiliki kehidupan percintaan yang sangat berliku (apa hubungannya, woy?!). Dan koper gue itu baru bisa gue ambil 2 hari kemudian perihal keterlambatan loading di bandara sana ato apa lah gue juga nggak ngerti. 😬

Sebenernya dari awal juga gue agak meragukan maskapai yang gue pake untuk bertransportasi via udara tersebut, dimana-mana yang bisa terbang itu cuma burung, dan harimau itu ditakdirkan untuk berlari di darat, bukan terbang di udara.

Tapi selalu ada alasan untuk gue tetep bersyukur: GUE BISA SAMPE JAKARTA DENGAN SELAMAT TANPA KURANG SUATU APAPUN. Jujur aja, pikiran-pikiran jelek semacam: pesawat yang gue tumpangi bakal dibajak, terus gue di jual ke tante-tante stocking belang di Somalia, atau pesawat gue meledak di ketinggian sekian kilometer di atas permukaan air laut dan puing-puingnya nggak akan pernah ditemukan sampai kapan pun, atau gue tiba-tiba suruh pindah tempat duduk ke kokpit, yang ternyata pilotnya adalah seorang homo akut, atau gue bakal mengalami diare hebat karena mabok udara yang mengakibatkan pesawat harus mendarat darurat di bandara tertentu untuk gue bisa mendapatkan perawatan intensif, itu terus membayangi benak gue. Ok, kita tinggalkan perkiraan-perkiraan gue yang tidak terbukti kenyataannya tersebut.

Pagi ini gue udah nelepon pihak PT. JAS, dan mereka bilang hari ini gue udah bisa ngambil luggage gue yang sebelumnya entah dimana rimbanya. Gue langsung cepet mandi supaya sinar semburat aura gue segera memancar dengan indahnya. Selesai mandi gue baru menyadari bahwa segala macam alat ketampanan (bukan kecantikan) gue semisal hair-spray, body lotion dan deodorant ada di koper yang masih ketahan di bandara tersebut. 😕 Dan ada beberapa cangcut gue yang masih bersih juga turut serta di dalem koper yang tertahan itu. Untung masih ada sisa 1 helai lagi di rumah, kalo engga, gue pasti memilih untuk pake daun pisang sebagai substitusinya. 😥😧 Akhirnya gue pun beranjak ke kamar nyokap untuk pinjem body lotion. Setelah gue pake body lotion, mata gue pun tertuju pada sebuah kemasan deodorant putih bertuliskan sebuah merk yang berarti burung merpati.

"Bu, Al*xand*r aku ada di koper yang masih ketinggalan di bandara, aku pake ini aja ya!"

"Ya udah kamu pake aja, ibu juga ga suka pake itu, nggak enak", jawab nyokap.

"Ya udah buat aku ya! Ini bekas ketek ibu ya?!"

"Eee, ketek ibu itu bikin cepet kaya tau nggak?!"

😰😲

Omegot, seketika gue pun berasumsi bahwa ternyata selama ini nyokap membesarkan gue dan ade gue itu dari hasil memiliki ketek yang katanya bisa bikin cepet kaya. Well, nggak kaya sih, setidaknya keluarga kami berkecukupan. Thank's God. ☺

Mungkin setelah kejadian tadi pagi itu, gue bisa menyimpulkan bahwa nggak hanya di telapak kaki, surga pun ada di bawah ketiak ibu. Selamat hari ibu!! (udah lewat coy!! | lah suka-suka gue donk!!)

Tuesday 18 March 2014

-18032014-

Gue nggak tau harus merasa bangga, tersanjung ato gimana, memiliki seorang wanita mulia yang pernah melahirkan gue dengan sempurna ke dunia ini, yang kemudian gue panggil dengan sebutan "ibu". Mungkin kata yang tepat untuk menggambarkan sosok wanita mulia dalam hidup gue tersebut adalah "ajaib". Ya, ajaib!

Kira-kira jam setengah tujuh tadi pagi, sekonyong-konyong monyong, nyokap gue tiba-tiba dengan membabibuta melakukan tindakan frontal yang cukup sporadis masuk ke kamar gue tanpa ngetok pintu terlebih dahulu. Mungkin kalo di film Marvel Comics, pendeskripsian nyokap gue tadi pagi itu bisa disejajarkan dengan "The Rhino", musuh Spiderman yang berupa badak yang badannya super gede, yang punya tahi lalat di selangkangan kiri agak menjorok ke dalam dan sedikit ke bawah itu. Diseruduk aja gitu pintu kamar guenya. -___-"
Kemudian sang empunya kamar lantas dengan nyawanya yang baru terkumpul se-ons langsung terbangun dengan tiba-tiba dan terkesiap serta terpana melihat kedatangan bidadari, eh, kedatangan nyokap gue itu. Dari raut wajahnya yang serius nampak sekali nyokap gue ada urusan urgent yang maha penting dengan anaknya yang maha ganteng yang belum sepenuhnya sadar dari tidur panjangnya yang pekat. (halah, apa sih??)

Gue (G): "Masuk kamar tu ketok dulu kek!! Kaget taukkk!!" *pake otot*

Nyokap "The Super Rhino" (NTSR): "Orang pintunya aja nggak ditutup, apa yang mau diketok?!?!?!" *pake urat, nggak mau kalah*

Dan sekilas keluarga gue nampak seperti pengusaha baso sapi aja gitu, pake urat sama otot. Well ok, lanjut..

(G): "Oh? Terus sapa yang mindahin pintunya?? *ngeles* Apaan siikkk, pagi-pagi heboh amat??!!"

(NTSR): "Itu temennya ... bzzztttt *kurang jelas kedengerannya di kuping gue, maklum baru bangun tidur* ... yang orang India itu sapa namanya?"

(G): "Apaan siikkk ah! Aku nggak punya temen orang India.. ngaco deh!"

(NTSR): "Yeee bukan, itu Upin Ipin, yang orang India yang suka berpantun itu, sapa namanya??"

(G): "Anjrittt, eh, Jarjittt!! Kenapa sikkk??"

(NTSR): "Tadi itu dia bilang mainan stick-ice.. stick-ice, yang diketok-ketok ke lantai terus keluar apanya itu, itu apa sih??"

(G): "Isssshh nggak tau atuh, tanyain aja sama Perdana Menteri Malaysia sanaaa!"
*masih emosi  lantaran dibangunin dengan cara yang nggak wajar dan kurang berkeprikemanusiagantengan*

Nyokap pun lantas bergegas kembali ke depan tivi lagi. Dan gue dibiarkannya terperangah memandang kepergian beliau ke depan tivi untuk ngelanjutin nonton serial film anak-anak asal negara serumpun tersebut.

"Udah? Cuma gitu doang??" -_____-"

Nyokap gue tuh ada-ada aja ya. Pagi-pagi lah nonton Upin Ipin, pake segala bangunin gue pula. Sampe akhirnya gue nggak bisa tidur lagi dan memilih untuk mulai bikin tulisan ini.

Nyokap gue itu sebenernya bukan tergolong wanita yang rempong selayaknya ibu-ibu arisan RT yang lain. Beliau itu rempongnya pada momentum-momentum tertentu aja. Gue inget beberapa taun lalu, tanggal 22 Desember, yang bertepatan dengan hari ibu nasional, nyokap gue subuh-subuh buta udah ngebangunin gue cuma mau tanya sikat gigi mana aja punya gue yang udah nggak kepake, mau dibuangin katanya. Penting banget nggak??

Gue bersyukur aja nggak ada hari bapak nasional. Kalo ada, mungkin bokap gue yang bakalan rempong nanyain mana stocking gue yang warna abu-abu metalik semi jingga polkadot pink yang ada renda-rendanya. -__-"

Terus nyokap gue itu kan sering liat gue pake powerbank buat hape gue yang batrenya cepet abis. Dari situ nyokap gue menarik kesimpulan bahwa gunanya powerbank itu adalah untuk mengisi kembali daya yang udah abis.

Suatu hari, nyokap gue yang abis mandi itu mau dandan, terus mau pergi ke undangan salah seorang rekannya. Nah ditengah-tengah khusyuknya berdandan, tiba-tiba mati listrik. For Your Information (FYI), nyokap gue itu nggak bisa dandan dengan maksimal kalo nggak di depan kipas angin. Entah maksudnya apa, mungkin biar terkesan seperti model iklan sampo yang rambutnya berkibar-kibar bak Sang Saka Merah Putih? Entahlah..

Sambil menggerutu, nyokap gue liat hapenya, ngutak-atik sebentar, terus manggil gue:

"Hey ganteng .. *bukan nama sebenarnya* .. aku pinjem powerbank-mu donk.."

"Buat apa, aku lagi pake.."

"Ini lhooo.. buat hidupin kipas angin, ibu nggak bisa dandan ini.."

Eh buset, powerbank gue disamain sama gardu listrik kali yah.. --"

Gue nggak ngerti juga itu maksudnya beneran ato bercanda, tapi itu bener-bener yang dikatakan beliau ke gue.

------------------------------

Pesan Moral:
Well, se-ajaib apapun keluarga lo, be grateful you have them, karena keluarga adalah segalanya dan nggak bisa digantikan oleh apapun. Ok, have a nice day readers. Selamat bersantap siang buat yang baru mau makan. Tuhan memberkati. 😊